Investasi Pendidikan Ala Kesebelasan Jepang, Menang Dalam Kekalahan

98 views

Share :

Screenshot_2022-12-15-22-15-05-80_f9ee0578fe1cc94de7482bd41accb329 (1)

Mmunol.com –  Kemarin kesebelasan Jepang menelan kekalahan yg menyesakkan di piala dunia di babak 16 besar. Target mereka adalah 8 besar. Jadi target ini tak tercapai. Setelah mengalahkan 2 tim raksasa, Jerman dan Spanyol, mereka dikalahkan oleh Croatia dalam pertandingan yg fair. _Kalah adalah kalah, Jepang tidak mengeluarkan satu patah katapun untuk beralasan.

Yang pertama keluar dari mulut para pemain dan pelatih mereka, Hajime Moriyasu adalah: ” terimakasih untuk pendukung mereka dan penyelenggara. Moriyasu membungkuk dalam-dalam  dihadapan pendukungnya.

Yg tidak banyak diketahui orang, dia kembali ke lapangan sejam setelah pertandingan berakhir, waktu hampir tidak ada media peliput. Dia sekali lagi membungkuk dalam-dalam di dalam stadion yg hampir kosong. Kali ini untuk menunjukkan rasa terimakasihnya dan kerendahan hatinya pada “tempat” pertandingan itu.

Tim Jepang memang kalah, tapi mereka tetap melakukan rutin mereka. Membersihkan kamar ganti, sebersih-bersihnya, melipat origami berbentuk tsuru (semacam burung bangau yg dipercaya membawa keberuntungan), menulis kata “terimakasih”, kali ini dalam bahasa Arab, dan meninggalkan kamar ganti itu dengan sunyi.

Pendukung kesebelasan Jepang pun sama, mereka membersihkan stadion, bukan hanya area sekitar mereka duduk. Banyak yang melakukan ini sambil menangis. Mereka melakukan ini *bukan karena ingin diliput, tapi karena ini budaya mereka*.  Dalam pertandingan liga nasional mereka J-league, mereka melakukan ini tanpa ada yg meliput. Semboyan mereka adalah: meninggalkan stadion dalam keadaan lebih bersih dari waktu mereka datang. Kapten kesebelasan Maya Yoshida, pernah mengatakan bahwa kebiasaan bersih-bersih  ini sesuatu yang biasa, bukan sesuatu untuk diliput.

Melakukan sesuatu yg baik dalam kondisi senang itu gampang, dan semua orang bisa melakukannya. namun  dalam kondisi *”jatuh”* amat sulit.. Ini perlu penguasaan diri dan displin yang ditanamkan sepanjang hidup. Jepang bisa melakukan ini bukan karena mereka terlahir demikian, tapi karena dididik demikian. “Investasi pendidikan” mereka, dalam bentuk “soft power”  muncul pada saat mereka terpuruk sekalipun. Mereka menunjukkan pada dunia bahwa kemampuan untuk berlaku lembut, sopan, disiplin dan beradab itu adalah power.

Kesebelasan Jepang dan para pendukungnya datang untuk menyuguhkan permainan sepak bola yang baik dan semangat sportivitas. Mereka tidak pernah meremehkan lawan, apalagi mengolok-olok  lawan yg kalah. Mereka tahu bahwa lawan tanding mereka berusaha sama kerasnya dengan mereka. Hanya orang yg telah berusaha keras yang bisa menghargai usaha orang lain.

Kali ini mereka kalah dalam sepakbola, tapi soft power mereka menang. Mereka menang dalam kekalahannya. Investasi pendidikan mereka *”berbunga”* di Doha, Qatar. (red)

Posted in

Berita Lainnya

Berita Terbaru

webad_pasang-iklan

Video

Video

Terbaru
Populer

This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Teknologi

Visitor

  • 0
  • 0
  • 51,933
  • 17,515