Monday, 17 November 2025
07:32 AM
Artikel Pendidikan
AYU LESTARI
SDN 37 Seluma
Abstrak
Baca Tulis Al-Quran (BTQ) adalah salah satu materi penting yang perlu diajarkan di Sekolah Dasar, mulai dari kelas I hingga kelas VI. Pembelajaran ini mencakup pengenalan huruf-huruf hijaiyah hingga membaca kata dan kalimat. Khusus untuk siswa kelas II, mereka diharapkan mampu melafalkan 30 huruf hijaiyah dengan benar sesuai makharijul huruf. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melafalkan huruf hijaiyah masih rendah dan belum mencapai target yang diharapkan. Banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Rendahnya hasil belajar ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang kurang variatif, dominasi metode ceramah, fokus pada hafalan, serta kurangnya penggunaan media pembelajaran yang mendukung. Hal ini membuat pembelajaran menjadi kurang menarik, sehingga siswa tidak memahami manfaat dari materi yang diajarkan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melafalkan huruf hijaiyah sesuai dengan kaidah makharijul huruf, baik sebelum maupun setelah menggunakan media pembelajaran berupa audio visual. Dengan menciptakan suasana belajar yang inovatif, menarik, dan menyenangkan, diharapkan siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Melalui pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang memanfaatkan media audio visual serta alat bantu lainnya, kemampuan siswa diharapkan meningkat, dengan target pencapaian KKM sebesar 75 atau 85% dari total siswa sebanyak 30 orang.
Kata Kunci: Huruf Hijaiyah, Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual, Peserta Didik
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Salah satu cara pendidik memenuhi kewajiban ini adalah dengan memanfaatkan media dalam proses pembelajaran. Salah satu media yang dimaksud adalah media audio visual.
Secara teori, media audio visual merupakan media yang dapat dilihat sekaligus didengar, seperti film suara, video, televisi, dan slide suara. Dalam proses belajar mengajar, dua elemen yang sangat penting adalah metode pengajaran dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling terkait (Azhar Arsyad, 2003).
Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan daya ingat siswa karena melihat dan mendengar akan memudahkan materi untuk diingat. Selain itu, penggunaan media visual dapat mengurangi beban dalam menyampaikan konsep secara lisan. Sebuah gambar, meskipun tidak memiliki kata-kata, lebih efektif tiga kali lipat dibandingkan hanya dengan kata-kata. Ketika pengajar menyampaikan pesan melalui dimensi auditori dan visual, pesan tersebut akan lebih kuat dan mudah diterima berkat kedua sistem penyampaian ini.
Di SDN 37 Seluma, khususnya di kelas 2, masih terdapat permasalahan terkait kemampuan membaca huruf hijaiyah yang masih rendah. Penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran yang diterapkan selama ini belum optimal. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mengenal huruf hijaiyah, diperlukan media yang tepat, salah satunya adalah media audio visual. Berdasarkan pengamatan, kemampuan membaca huruf hijaiyah di kelas 2 masih rendah. Hal ini disebabkan oleh metode yang masih bersifat konvensional, seperti menjelaskan, menghafal, dan membaca, yang ternyata mengalami kendala bagi siswa untuk memahami dan mengenal huruf hijaiyah dengan cepat.
Pengamatan sementara menunjukkan bahwa hasil belajar membaca huruf hijaiyah masih tergolong rendah, dengan 18 dari 30 siswa memperoleh nilai di bawah standar KKM yang ditetapkan sebesar 60%. Oleh karena itu, langkah-langkah perlu diambil untuk membantu siswa memahami dan mengenal huruf hijaiyah dengan menggunakan media audio visual.
Berdasarkan latar belakang tersebut, hipotesis penelitian ini adalah ” Pemanfaatan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Materi Membaca Huruf Hijaiyah di Kelas 2 SDN 37 Seluma Tahun Ajaran 2024/2025
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan (action research) yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga bersifat deskriptif karena menggambarkan penerapan teknik pembelajaran tertentu dan hasil yang diharapkan dari penerapan tersebut.
Menurut Wina Sanjaya (2011:26), penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan proses pengkajian permasalahan pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri, dengan tujuan menemukan solusi melalui tindakan-tindakan terencana dalam situasi nyata, serta menganalisis dampak dari tindakan tersebut. Sukidin dkk. (2002:54) mengemukakan empat bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1) penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3) penelitian tindakan simultan terintegrasi, dan (4) penelitian tindakan sosial eksperimental. Setiap bentuk ini memiliki persamaan dan perbedaan, tergantung pada aspek seperti tujuan utama, tingkat kolaborasi, proses penelitian, serta kaitannya dengan lingkungan sekolah (Sukidin dkk., 2002:55).
Media audio visual adalah media yang digunakan dalam pembelajaran dengan melibatkan elemen pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Media ini dapat menyampaikan pesan baik secara verbal maupun nonverbal, seperti melalui film, video, atau program televisi (Azhar Arsyad, 2011). Jenis media audio visual terbagi menjadi dua, yaitu media bergerak dan tidak bergerak, serta sifatnya yang bisa berupa audiovisual murni atau turunan. Penggunaan media ini membantu mengurangi verbalisme, membuat pembelajaran lebih menarik, dan menyajikan materi secara konkret (Djamarah, 2006:125).
Teknologi media audio visual mengacu pada penggunaan perangkat elektronik untuk menyampaikan materi melalui pesan-pesan visual dan audio. Dalam pembelajaran, penggunaan perangkat seperti proyektor film menjadi salah satu contoh penerapan teknologi ini. Keberhasilan pembelajaran dengan media audio visual tetap membutuhkan peran aktif guru untuk memastikan materi tersampaikan secara efektif.
Menurut Sudjana dan Rivai, manfaat media pembelajaran dalam proses belajar meliputi: (1) menarik perhatian siswa sehingga meningkatkan motivasi belajar, (2) membantu siswa memahami materi dengan lebih jelas dan memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran, (3) memungkinkan metode pembelajaran lebih bervariasi sehingga siswa tidak bosan, dan (4) mendorong siswa untuk lebih aktif melalui kegiatan seperti mengamati, melakukan, atau mendemonstrasikan.
Kelebihan media audio visual, menurut Arsyad (2011), antara lain: (1) memberikan pengalaman yang lebih mendalam, (2) menggambarkan proses secara tepat dan dapat diulang jika diperlukan, (3) meningkatkan motivasi serta menanamkan nilai-nilai positif, (4) memicu diskusi kelompok, (5) dapat digunakan untuk berbagai kelompok siswa, dan (6) menyajikan informasi dengan efisiensi waktu. Namun, kelemahannya meliputi biaya produksi yang mahal, keterbatasan kemampuan siswa dalam memahami informasi, serta ketidaksesuaian antara materi yang tersedia dengan kebutuhan pembelajaran, kecuali materi tersebut dirancang khusus.
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setelah dilakukan evaluasi pada tahap pra-siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi membaca huruf hijaiyah di kelas 2 SDN 37 Seluma.
Berdasarkan data, terlihat bahwa ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan dari tahap pra-siklus hingga siklus III. Pada tahap pra-siklus, sebanyak 16 dari 30 siswa belum mencapai ketuntasan. Jumlah tersebut berkurang pada siklus I menjadi 8 siswa yang belum tuntas, kemudian berkurang lagi pada siklus II menjadi 6 siswa, dan pada siklus III hanya tersisa 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan. Persentase ketuntasan belajar siswa secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2 berikut, yang menggambarkan peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa pada setiap siklus.
| Ketuntasan | Prasiklus | Siklus 1 | Siklus II | Siklus III |
| Tuntas | 46,66% | 73,33% | 80,00% | 86,66% |
| Tidak Tuntas | 53,33% | 26,66% | 20,00% | 13,33% |
Persentase ketuntasan belajar siswa yang tercantum dalam tabel di atas menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pada pra-siklus, ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 46,66%. Namun, pada siklus I, persentase tersebut meningkat menjadi 73,33%, kemudian pada siklus II naik lagi menjadi 80,00%. Pada siklus terakhir, ketuntasan belajar siswa mencapai 86,66%, yang menunjukkan bahwa penerapan Media Audio Visual dapat dianggap berhasil karena telah melampaui target ketuntasan sebesar 75%.
Hasil belajar siswa pada Pra siklus masih sangat rendah , dari tabel diatas dapat terlihat bahwa persentase ketuntasan belajar siswa hanya mencapai angka 46,66% sedangkan siswa yang tidak tuntas dalam belajar dengan kalkulasi persentase 53,33%, hal ini karena kurangnya semangat dan motivasi siswa belum optimal serta belum tepatnya dalam penggunaan metode belajar.
Hasil pembahasan pada siklus I dengan penerapan media Audio Visual menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 69, dan ketuntasan belajar siswa mencapai 73,33%, dengan 22 dari 30 siswa sudah tuntas belajar. Meskipun demikian, hasil ini menunjukkan bahwa secara klasikal, ketuntasan belajar siswa masih belum mencapai target yang diinginkan, karena persentase ketuntasan belum mencapai 75%. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa siswa masih merasa asing dengan penggunaan media Audio Visual dalam pembelajaran membaca huruf hijaiyah dan belum sepenuhnya memahami cara kerja mediatersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan dipaparkan selama tiga siklus, dengan pembahasan serta analisis yang mendalam, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
(1) Media audio visual memberikan dampak positif terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, yang terlihat dari peningkatan ketuntasan belajar siswa di setiap siklus yang dilakukan. Pada siklus I, ketuntasan belajar siswa tercatat sebesar 73,33%, meningkat menjadi 80,00% pada siklus II, dan mencapai 86,66% pada siklus III. Peningkatan ini menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual secara konsisten dapat mendorong peningkatan hasil belajar siswa.
(2) Media audio visual juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasa diperhatikan dan dihargai, sehingga mereka lebih termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan adanya media ini, siswa merasa memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, ide, serta bertanya, yang pada gilirannya meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar.
(3) Penerapan media audio visual terbukti memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada materi membaca huruf hijaiyah. Penggunaan media ini membantu siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan, karena kombinasi elemen visual dan auditori dapat memperkuat daya ingat dan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep yang dipelajari. Dengan demikian, media audio visual dapat dianggap
Saran yang dapat dia ambil dari penelitian ini adalah Berdasarkan hasil penelitian, siswa yang merasa diperhatikan dan diberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya cenderung lebih termotivasi. Oleh karena itu, disarankan agar guru lebih sering mengajak siswa berinteraksi aktif melalui diskusi atau tanya jawab setelah menggunakan media audio visual. Hal ini dapat memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Agar media audio visual dapat dimanfaatkan secara maksimal, sangat penting bagi guru untuk mendapatkan pelatihan yang lebih intensif mengenai cara penggunaan dan pengelolaan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Penguasaan teknis penggunaan media oleh guru akan memaksimalkan efektivitas dan manfaat yang diperoleh siswa. Selanjutnya, bagi Sekolah disarankan untuk melengkapi fasilitas dan sumber daya media pembelajaran, seperti proyektor, komputer, dan perangkat audio visual lainnya, untuk mendukung pembelajaran yang berbasis teknologi. Penyediaan fasilitas yang memadai akan mendukung kelancaran dan efektivitas pembelajaran dengan media audio visual.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Atika, F. (2022, Juli). Kendala Penggunaan Google Meet Kelas VIII untuk Pembelajaran Online pada Mata Pelajaran IPA SMP Muhammadiyah 3 Depok Sleman. Dalam Prosiding Seminar Nasional Hasil Pelaksanaan Program Pengenalan Lapangan Persekolahan (Vol. 2, No. 1, hlm. 425-428).
Azhar, Lalu Muhammad. (1993). Proses Belajar Mengajar Pendidikan. Jakarta: Usaha Nasional.
Arsyad, Azhar. (2003). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
DP, P. S. O., Rukajat, A., & Arifin, Z. (2021). Pemanfaatan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca Al-Qur’an. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2046-2056.
Hadi, Sutrisno. (1982). Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP Fak. Psikologi UGM.
Febrianto, M. V. (2019). Penggunaan Media Kartu Permainan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Huruf Hijaiyah dan Harakat Kelas I SD Muhammadiyah Panji. Education Journal: Journal Educational Research and Development, 3(2), 140-148.
Hardivizon, H., & Anrial, A. (2016). Tinjauan Terhadap Upaya STAIN Curup Dalam Meningkatkan Kemampuan Baca Al-Qur’an Mahasiswa. FOKUS: Jurnal Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan, 1(1), 67–86. https://doi.org/10.29240/jf.v1i1.65
La Maskone. (2011). Pengaruh Media Overhead Projector dan Pemberian Lembar Kerja Siswa Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta Bahasa Indonesia. Jurnal Pendidikan, 12. Jakarta: LPPM Universitas Terbuka.
Lizawati, L., & Romelah, R. (2022). Implementasi Pembelajaran PAI pada Materi Pengenalan Huruf Hijaiyah Berbasis Multimedia Kelas 1 SDN 001 Ranai Kabupaten Natuna. Research and Development Journal of Education, 8(2), 757-761.
Margono. (1997). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nur, Moh. (2001). Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: University Press, Universitas Negeri Surabaya.
Prakoso, I., & Abidin, Z. (2019). Penerapan Media Audio Visual terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Tunagrahita Kelas VII di SLB ABCD Tunas Pembangunan 1 Nogosari Tahun Pelajaran 2018/2019. Disertasi Doktoral, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rohmawati, L. (2021). Efektivitas Penerapan Media Sosial WhatsApp terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Siswa Kelas VIII MTS Manbaul Bahri Dadap Indramayu). SINAU: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora, 7(1), 40-50.
Taib, B. (2017). Penerapan Media Balok untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Huruf Hijaiyah pada Kelompok B TK Sandhy Putra Telkom Ternate. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 15(1), 707-716.
Wati, I., Nurtiani, A. T., & Hanun, C. F. (2022). Pengembangan Media Audio Visual dalam Mengenalkan Huruf Hijaiyyah pada Anak Kelompok A TK Al Kawanad Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan, 3(2)Bottom of Form
Published By MMUNOL
Posted in Pendidikan
This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.