MMUNOL.COM – Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif terus berkembang dan diminati di tingkat internasional semenjak diperkenalkan pada tanggal 29 Januari 2021. Dalam periode tahun 2021 hingga 2024 (data pada bulan Oktober), terdapat 938. 200 individu yang mengikuti Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI), termasuk baik warga negara Indonesia yang berbicara bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu, maupun warga negara asing. Tingginya permintaan terhadap layanan UKBI disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang mewajibkan sertifikasi UKBI sebagai prasyarat, termasuk dalam pendaftaran jabatan akademik, promosi bagi penerjemah, syarat untuk mendapatkan beasiswa, serta persyaratan kelulusan di berbagai perguruan tinggi sekitar 80.
BAGA JUGA : Debat Kedua Pilkada Mukomuko Rampung, Masyarakat Diminta Gunakan Hak Pilih
Walaupun semakin dikenal luas, UKBI masih dihadapkan pada tantangan baru, yaitu minimnya kesadaran masyarakat akan pentingnya UKBI sebagai penilaian kemampuan berbahasa seseorang, bukan hanya sebagai persyaratan administratif untuk mengikuti program tertentu. Di samping itu, masyarakat tetap merasa bahwa penguasaan bahasa Indonesia tidak perlu diuji karena bahasa tersebut digunakan secara terus-menerus.
TONTON JUGA OFFICIAL YOUTUBE CHANNEL MMUNOLCOM : https://www.youtube.com/@mmunol
Di sisi lain, dari perspektif profesi masyarakat, sekarang terdapat banyak profesi baru yang muncul, baik karena perkembangan teknologi dan pola kehidupan sosial maupun karena bidang vokasi yang sudah didahului. Kelompok profesional yang beragam memerlukan pembaruan standar kemampuan berbahasa Indonesia untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Demi menyesuaikan dengan kondisi yang ada, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa atau Badan Bahasa, bekerja sama dengan Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, akan menyelenggarakan Lokakarya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia, yang akan dilaksanakan pada hari Selasa hingga Jumat, tanggal 19 hingga 22 November 2024, di Denpasar, Bali. Kegiatan ini melibatkan sejumlah pihak, termasuk anggota kelompok ahli UKBI dari berbagai daerah di Indonesia, asosiasi profesi, para akademisi, serta praktisi dari beragam bidang profesi di Indonesia.
Dalam sambutannya, Ganjar Harimansyah, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, menekankan bahwa kemajuan UKBI saat ini telah dicapai berkat kolaborasi yang signifikan dari berbagai pihak. Menurut Ganjar, untuk masa depan, penting untuk terus meningkatkan kerjasama dan peran aktif dalam kegiatan sosialisasi UKBI, ” Saya ingin menyampaikan rasa syukur saya kepada para pihak yang telah bekerja sama dan giat memperkenalkan UKBI ini. UKBI dapat sukses tentu berkat kerjasama dari kita semua, “ucap Ganjar.
Ganjar berharap agar hal ini bisa ditingkatkan ke depannya. Selain itu, Ganjar juga memberikan perhatian khusus terhadap ketimpangan dalam infrastruktur jaringan yang saat ini terjadi di Indonesia. Dari pandangannya, di wilayah timur Indonesia masih sering mengalami kesulitan dengan jaringan. Dampak tersebut ikut berpengaruh pada jumlah penduduk di wilayah tersebut. Di masa mendatang, kami akan menyediakan solusi UKBI yang mudah diakses oleh siapa pun, tanpa perlu khawatir tentang ketersediaan jaringan.
Saya juga ingin menyampaikan perhatian saya terhadap kondisi jaringan di wilayah timur. Masih banyak wilayah di sana yang belum tersentuh jaringan yang memadai sehingga penting bagi kita untuk menangani permasalahan ini dengan sungguh-serius,” ungkap Ganjar.
Saat menyudahi pidato, Ganjar mengumumkan rencananya untuk mendirikan UKBI yang menggunakan kecerdasan buatan (KA) atau AI (intelligence buatan). UKBI yang berbasis KA memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kemampuan berbahasa penutur bahasa Indonesia dari berbagai tingkatan. Sistem ujiannya akan secara otomatis menilai keterampilan tersebut, sehingga pelaksanaan UKBI akan menjadi lebih mudah.
” Dalam peta jalan yang saya susun, saya telah mengajukan konsep UKBI yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Hal ini akan sangat mempermudah proses penilaian kita karena semua informasi sudah tersedia di dalam sistem melalui algoritma-algoritma yang telah disiapkan. Kami berharap ada kemudahan dalam mengikuti UKBI ke depan,” ungkap Ganjar.
Saat menyampaikan laporan kegiatan, Ketua Tim KKLP UKBI, Elvi Suzanti, menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menyusun bahan regulasi yang diperlukan dalam penyusunan standar kemahiran berbahasa Indonesia. Tidak hanya itu, lokakarya ini juga akan menghasilkan peta jalan dan rencana utama untuk Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia, serta rencana tata kelola layanan UKBI Adaptif.
Selamat datang kepada para peserta lokakarya yang terhormat. Terima kasih telah hadir, Ibu dan Bapak, dalam acara ini. Kami ingin memperjelas bahwa dalam kegiatan ini kita akan bekerjasama untuk menyusun regulasi guna melengkapi naskah akademik dalam penyusunan standar kemahiran berbahasa Indonesia. Pada kesempatan ini, akan dibuat peta rute dan rencana utama untuk Ujian Kemahiran Bahasa Indonesia serta program pengelolaan layanan UKBI Adaptif,” ujarnya dengan penuh antusiasme.
Kegiatan Lokakarya Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia diselenggarakan dengan menghadirkan narasumber yang ahli dalam menyusun draf peraturan mengenai standar kemahiran berbahasa Indonesia. Di antaranya adalah Yudhistira Nugraha, Dody Firmansyah, Liliana Muliastuti, Djatmika, Atikah Solihah, dan Bambang Trimansyah.
Sebagai salah satu peserta kegiatan lokakarya, saya Dewa Gede Budi Utama, seorang Dosen di Universitas Pendidikan Ganesha di Bali, ingin menyampaikan bahwa UKBI memiliki dampak yang signifikan terhadap pola berkomunikasi yang positif dalam masyarakat. Dia yakin bahwa minat masyarakat terhadap bahasa Indonesia akan semakin bertambah dengan mengikuti UKBI, Keikutsertaan dalam UKBI dapat meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap bahasa Indonesia.(***)