Penggunaan AI Hanya Sebagai Pellengkap Saja, Bijaklah Dalam Mengakses Informasi Kesehatan

27 views

Share :

AI KEMENKES RI_11zon

MMUNOL.COM – Saat ini Penggunaan kecerdasan buatan (AI) seperti Chat GPT dan chatbot kesehatan semakin meluas, termasuk dalam pencarian informasi seputar kesehatan. Fenomena ini mencerminkan bagaimana masyarakat kini lebih mudah mengakses berbagai informasi, berkat kemampuan AI yang memberikan jawaban cepat untuk sejumlah pertanyaan umum tentang kesehatan.

Teknologi AI memungkinkan orang untuk mendapatkan wawasan awal mengenai gejala atau kondisi kesehatan yang mungkin mereka alami. Ini adalah nilai tambah, karena dapat meningkatkan kesadaran dan mendorong masyarakat untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan mereka.

Setiaji, S. T, M. Si, Kepala Office Transformasi Teknologi (TTO) Kementerian Kesehatan RI, mengingatkan agar masyarakat bijak dalam menyerap informasi kesehatan yang disampaikan oleh AI. Ia menekankan bahwa saat menggunakan Chat GPT atau chatbot serupa, penting bagi masyarakat untuk menganggap informasi yang diberikan sebagai langkah awal pencarian, bukan sebagai dasar untuk pengobatan atau diagnosa medis.

“Teknologi AI memang mampu memberikan respons cepat dan wawasan bermanfaat berdasarkan data yang diprogram. Namun, semua informasi yang diperoleh perlu divalidasi lebih lanjut oleh dokter atau tenaga kesehatan profesional,” ungkap Setiaji.

Meski AI bisa memberikan jawaban yang tampak meyakinkan, teknologi ini tidak bisa mempertimbangkan kompleksitas faktor yang berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang. Setiaji juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan sikap kritis terhadap kemungkinan kesalahan atau ketidaksesuaian informasi yang diberikan oleh AI.
“Tidak semua jawaban yang dihasilkan chatbot berbasis AI akurat atau relevan untuk setiap situasi klinis. Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk tidak terlalu bergantung pada jawaban dari AI tanpa verifikasi lebih lanjut,” tambahnya.

# Hati-hati dalam Mengikuti Saran Pengobatan dari AI

Lebih lanjut, Setiaji menjelaskan bahwa teknologi AI beroperasi dengan algoritma yang menggeneralisasi data untuk menghasilkan jawaban yang paling mungkin. Dalam konteks klinis, gejala yang sama bisa menunjukkan berbagai penyakit.

“AI mungkin memberikan beberapa kemungkinan, tetapi tidak bisa menentukan mana yang paling relevan untuk pasien karena tidak melakukan analisis klinis yang mendalam. Sebagai contoh, batuk dan demam bisa merupakan gejala flu biasa, COVID-19, atau kondisi serius lainnya seperti pneumonia,” jelasnya.

Tanpa pemeriksaan fisik, tes laboratorium, dan analisis lebih lanjut oleh dokter, diagnosis yang dihasilkan oleh AI bisa saja menyesatkan. Setiaji mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam mengikuti saran pengobatan yang diberikan oleh AI, karena tanpa penilaian klinis yang tepat, saran tersebut dapat berisiko dan berbahaya.

“Saran pengobatan hanya dapat diberikan oleh tenaga medis profesional yang bisa menilai risiko dan manfaat dengan benar berdasarkan pemeriksaan kesehatan yang komprehensif. Terlebih lagi, AI tidak dapat memberikan jaminan atau bertanggung jawab atas informasi dan saran yang diberikan,” tegasnya.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, drg. Widyawati, MKM, menambahkan bahwa teknologi AI seharusnya dipandang sebagai pelengkap dalamakses informasi kesehatan. Masyarakat tetap disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala sakit.

“Chat GPT dan chatbot AI saat ini bisa dianggap sebagai pelengkap, namun belum dapat menggantikan peran tenaga kesehatan secara mutlak. AI hanya menjawab berdasarkan apa yang ditanyakan, tanpa memahami situasi yang dialami penanya. Oleh karena itu, sebaiknya tetap konsultasikan dengan dokter atau kunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat,” tutupnya. (red)

Posted in

Berita Lainnya

Berita Terbaru

webad_pasang-iklan

Video

Video

Terbaru
Populer

This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Teknologi

Visitor

  • 0
  • 3
  • 168,838
  • 28,135