PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ASPEK KOGNITIF MATERI RENDAH HATI PADA SISWA KELAS 1V SDN 16 BENGKULU TENGAH TAHUN AJARAN 2024/2025

60 views

Share :

Photoroom-20240824_190737

Artikel Pendidikan

Renti Hartati, S.Pd.I

UINFAS BENGKULU

renti6609@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam, khususnya pada aspek kognitif, materi rendah hati di kalangan siswa kelas IV SDN 16 Bengkulu Tengah pada tahun ajaran 2024/2025. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam beberapa siklus, yang masing-masing terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Subjek penelitian ini adalah 21 siswa kelas IV yang mengalami kesulitan dalam memahami materi Pendidikan Agama Islam. Data dikumpulkan melalui observasi, tes, dan dokumentasi, dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PBL secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus pertama, rata-rata nilai siswa sebelum penerapan PBL adalah 46%, sedangkan setelah penerapan model PBL pada siklus kedua, rata-rata nilai meningkat menjadi 82, dengan persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meningkat dari 77% menjadi 85%.

PENDAHULUAN

Kualitas kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Pendidikan begitu penting untuk kemajuan suatu bangsa dan negara dalam menyongsong era globalisasi. Untuk mendukung kemajuan suatu bangsa dan negara, dunia pendidikan lebih dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga nantinya dapat meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mempunyai kemampuan dalam melaksanakan perannya. Pembaruan pendidikan selalu dilaksanakan guna meningkatkan kualitas pendidikan nasional.

Pembelajaran banyak memberikan tawaran berbagai macam model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru. Sehingga guru diharapkan mampu memahami konsep pembelajaran yang merujuk pada proses dan mampu mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Guru dituntut untuk kreatif dalam mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang sesuai dengan kondisi nyata ditempat kerja guru masing-masing

Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang paling ideal. Masing-masing memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Hal ini sangat tergantung bagaimana strategi implementasi guru dan ketersediaan fasilitas serta kondisi siswa itu sendiri. Proses belajar akan menjadi efektif apabila guru dapat mengkondisikan semua peserta didik supaya terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan terjadi hubungan yang dinamis serta saling mendukung antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.

Trianto (2008: 4) menyatakan ‘’ salah satu masalah pokok dalam pembelajaran pada pendidikan formal/sekolah dewasa ini yaitu masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini terlihat dari hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Peserta didik hanya menghafal konsep dan kurang mampu menerapkan konsep tersebut apabila menemui masalah dalam kehidupan nyata yang berhubungan dengan konsep yang dimiliki. Lebih jauh lagi peserta didik kurang mampu menentukan masalah dan merumuskannya.

Penomena yang telah diuraikan di atas juga telah terjadi di SDN 16 Bengkulu Tengah. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kelas 1V SDN 16 Bengkulu Tengah, terungkap bahwa masih banyak peserta didik yang kurang memperhatikan

penjelasan guru tentang materi Rendah Hati. Siswa cenderung pasif ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa mengantukdan terlihat bosan ketika guru menjelaskan materi, selain itu, hasil penilaian harian masih banyak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang diharapkan yaitu 75 keatas,terdapat 54% siswa yang memiliki hasil ulangan dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebelum diadakan remedial.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa siswa membutuhkan inovasi model pembelajaran baru sebagai upaya merangsang daya tarik siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dan juga untuk meningkatkan hasil belajar Peserta Didik terutama pada materi Rendah Hati. Oleh karena itu, peneliti ingin menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Problem Based Learning merupakan suatu model pengajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa pada masalah autentik yang ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul penelitian “PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI RENDAH HATI PADA SISWA KELAS 1V SD NEGERI 16 BENGKULU TENGAH”

Metode Penelitian

Penelitian Kualitatif
Metode ini digunakan untuk menggali pengalaman siswa dan guru dalam penerapan PBL. Data dapat dikumpulkan melalui: 1. Wawancara: Mengumpulkan informasi dari siswa dan guru mengenai pengalaman mereka dengan model PBL dan dampaknya terhadap pemahaman materi rendah hati.
2. Observasi: Melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran untuk melihat bagaimana siswa berinteraksi dan memahami konsep rendah hati.
3. Dokumentasi: Menganalisis dokumen terkait, seperti rencana pelajaran dan hasil kerja siswa.

Deskriptif Kualitatif
Pendekatan ini digunakan untuk mendeskripsikan kondisi awal siswa sebelum penerapan PBL dan perubahan yang terjadi setelahnya. Ini meliputi: Analisis Hasil Belajar: Menggunakan tes atau kuis untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi rendah hati sebelum dan setelah penerapan PBL. Kondisi Awal dan Perubahan: Mendeskripsikan perubahan yang terjadi dalam sikap dan pemahaman siswa terhadap nilai-nilai rendah hati.

Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 16 Bengkulu Tengah.

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2024/2025 semester Genap yaitu dimulai pada bulan Juni 2024. Penentuan waktu penelitian ini mengacu pada kalender pendidikan akademik di sekolah. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 1V SDN 16 Bengkulu Tengah tahun pelajaran 2024/2025 yang terdiri dari 21 peserta didik, 8 laki- laki dan 13 perempuan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 1. Pembahasan

 Pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II telah dilakukan pengambilan data dengan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dilakukan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Rendah Hati di kelas 1V SD Negeri 16 Bengkulu Tengah, terdapat adanya peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Berikut merupakan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus I dan II

Hasil Belajar siswa pra siklus, siklus I dan II

NO NAMA PRA

SIKLUS

SIKL

US I

SIKL

US II

1

Agustina Dwi Rahayu 75 80 85
2 Aisya Alhumaira 80 85 90
3 Akbar Syaib Anuar Aprileo 70 70 70
4 Alfarizi Fajar Hidayat 86 87 100
5 Amel Dela Anggraini 70 75 80
6 Anisa Sidkiya 70 75 80
7 Arini Adinda Putri 75 80 85
8 Checes Dwi Hartori 70 70 77
9 Gufron Fahri Fawwaz 65 68 80
10 Jihan Talita Ulfa 70 85 90
11 Lidia Pertiwi 85 85 90
12 Mikaila Anisa Putri 65 75 80
13 M.Hanif Bhilzami 95 95 100
14 M.Rizki Ramadhan 70 70 70
15 M.Zainal Alfarizi 80 80 90
16 Rafa Rabbani 75 95 100
17 Rini Sulastri 70 80 80
18 Roy Pranata 75 70 80
19 Sarivah Nurvatila 70 70 80
20 Sifa Sepriani 75 80 80
21 Zelly Jean Indri 70 70 70
NILAI TERTINGGI 95 95 100
NILAI TERENDAH 65 68 70
RATA-RATA 75 79 85
JUMLAH SISWA TIDAK

TUNTAS

11 5 3
JUMLAH SISWA TUNTAS 10 16 18
PERSENTASE KETUNTASAN

(%)

46% 77% 85%

 

 

Grafik Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 77% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa. Dalam pelaksanaan siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan sehingga dilanjutkan pada siklus II dengan persentase hasil belajar siswa mencapai 85% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18 siswa.

Dari hasil data yang diperoleh dari siklus I dan II, dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi Rendah Hati. Pada siklus1sebesar 77%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 85%, sehingga dengan data tersebut dapat disimpulkan bahwa ketercapaian kriteria keberhasilan penelitian hasil belajar siswa telah tercapai.

Kesimpulan

Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Rendah Hati kelas 1V SD Negeri 16 Bengkulu Tengah sudah berjalan lancar. Hal ini ditandai dengan peningkatan keaktifan siswa yang sebelumnya cenderung pasif setelah diterapkan model pembelajaran ini mulai mengalami peningkatan dalam keaktifannya di dalam kelas saat pembelajaran sedang berlangsung.

Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam aspek kognitif materi Rendah Hati dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan setelah diadakan tindakan siklus I dan siklus II. Sebelum diadakan penelitian nilai rata-rata siswa sangat rendah yaitu sebanyak 11 siswa belum tuntas, sedangkan 10 siswa tuntas belajar. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih baik lagi, yaitu dengan nilai rata-rata kelas 85 dan daya serap klasikal 85% dengan kriteria tuntas belajar sebanyak 18 siswa.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Bagi sekolah yang ingin menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning , penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan inovasi untuk peningkatan pelaksanaan pembelajaran yang ada di kelas namun perlu dipertimbangkan kriteria mata pelajaran sebaiknya mata pelajaran tersebut sesuai karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning

2. Bagi Guru

Bagi guru yang ingin menggunakan model pembelajaran ini diharapkan mempertimbangkan beberapa hal yaitu , (a) untuk memperhatikan dalam penggunaan waktu agar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, (b) guru memilih materi yang sesuai karakteristik model pembelajaran Problem Based Learning (c) peran guru sangat dibutuhkan untuk memberi pengarahan pada siswa, agar siswa lebih percaya diri sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang menjadi lebih baik. Dengan beberapa pertimbangan tersebut diharapkan pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Bagi Siswa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pada saat model pembelajaran Problem Based Learning perlu meningkatkan keaktifan dalam bertanya maupun berpendapat agar lebih memahami materi dan bisa menjadi inovasi pembelajaran siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA 

Nafiur Rofiq, “Pembelajaran Koopertif Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam” dalam file:///C:/Users/ACER/Downloads/m-nafiur-rofiq-pembelajaran- kooperatif-cooperative-learning-dalam-pengajaran-pendidikan-agama-islam.pdf di akses 17 Desember 2015

Mulyasa, E. 2005. Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich, Masnur. 2011. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngurawan, Sidik & Agus Purwowidodo. 2010. Desain Model Pembelajaran Inovatif Berbasis Kontruktifistik. Nganjuk: STAIN Tulungagung Press.

Novidha Ratna Lestari Et. All., “Jurnal Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share Dalam Peningkatan Pembelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD NEGERI 1 Purwogondo Tahun Ajaran 2013/2014” Dalam File:///C:/Users/ACER/Downloads/3580-7926-1-PB.Pdf, Di Akses 17 Desember 2015

Nugraheni, Aninditya Sri. 2012. Penerapan Strategi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:PT Pustaka Insan Madani.

SRiyanto, Yatim. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit Sic. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Arruz Media

Solihatin, Etin. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara

Suharto, Suparlan.2009. filsafat pendidikan.Yogyakarta: Arruzz media. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Syam’s , Rosma Hartini. 2005. Model Penelitian Tindak Kelas. Yogyakarta: SuksesOffset.

Taniredja, Tukiran. 2012. Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis Dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Thobroni, Muhammad & Agus Mustofa. 2013. Belajar Dan Pembelajaran Pengembangan

Wacana Dan Praktik Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

Uno, Hamzah B dkk. 2011. Menjadi Peneliti PTK yang profesional. Jakarta: Bumi Aksara

Utama Patrianto, “Jurnal Penerapan Model Pembelajaran Koopertif Tipe Think Pair Share Untuk Memahamkan Materi Logaritma Lekas X SMKN 5 Malang” Dalam File:///C:/Users/ACER/Downloads/Artikelff78f36adf773c182704824e300c97f7. Pdf, Di Akses 17 Desember 2015

UU Sistem Pendidikan Nasional UU RI No. 20 tahun 2003. 2008. Jakarta: Sinar Grafika Warsono. 2013. Pembelajaran Aktif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Publihed By MMUNOL

 

Posted in

Berita Lainnya

Berita Terbaru

webad_pasang-iklan

Video

Video

Terbaru
Populer

This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Teknologi

Visitor

  • 0
  • 7
  • 168,842
  • 28,137