Kolaborasi Penurunan Stunting Kabupaten Mukomuko Dibutuhkan, Wabup : Saya Minta Semua Turun Ke Lapangan Memastikan Balita Tidak Ada Lagi Yang Kekurangan Gizi

57 views

Share :

Screenshot_2024-07-18-11-27-50-80_a23b203fd3aafc6dcb84e438dda678b6

MUKOMUKO, MMUNOL.COM – Wakil Bupati Mukomuko Wasri meminta seluruh OPD berperan aktif dalam memaksimalkan kinerja untuk pengentasan dan penurunan angga stunting di Kabupaten Mukomuko. hal ini dilakukan di mana penanganan stunting sudah menjadi program pemerintah pusat yang harus dilaksanakan dan disukseskan setiap daerah mencapai zero stunting.

Guna mempersiapkan generasi emas di tahun 2045, Stunting ini menjadi PR besar yang harus dirampungkan di mana setiap tahunnya angka stunting harus mengalami penurunan.

BACA JUGA : Lokakarya Peningkatan Kapasitas Penulisan Untuk Komunitas Sangat Pentng Bagi Pendidikan

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dari tahun 2021 hingga tahun 2023 mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu besar. tahun 2021 stunting kita di angka 22,2 tahun 2022 naik menjadi 22,3 itu berdasarkan SSGI. Sedangkan berdasarkan SKI tahun 2023 di angka 27,1. Berdasarkan trend prevalensi stunting SSGI 2021, 2022 dan SKI tahun 2023, ” terangnya.

Selanjutnya ditegaskan Wabup, apa yang terjadi dengan angka stunting di Mukomuko ini tentu menjadi catatan bersama agar seluruh OPD lebih serius memainkan peran menurunkan angka stunting.

Dan begitu juga pihak Kecamatan agar dapat memantau dan mendorong desa dalam menurunkan angka stunting. Selain itu kader Tim Pendampingan Keluarga (TPK) yang sudah dibentuk di 3 Kelurahan dan 148 desa di Kabupaten Mukomuko., ” juga dapat terus dipantau dalam upaya meminimalisir kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan asupan gizi. kali ini banyak yang menjadi catatan bagi kita, semoga untuk tahun ini, didalam perhitungan nantinya, angka stunting mengalami penurunan,” harapnya

Selain itu, Wabup juga mengatakan untuk Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Mukomuko harus benar memfokuskan penanganan kasus stunting, ” Selaku motor penggerak, kedua OPD ini diharapkan tidak hanya menunggu data di balik meja namun turun langsung ke lapangan. Saya minta dinas terkait harus turun ke lapangan pastikan tidak ada balita di bawah lima tahun Mukomuko yang kekurangan gizi, dengan mengikut sertakan pihak-pihak terkait baik pihak Kecamatan dan Pemerintah Desa (Pemdes),” tegasnya.

Kepala DP3AP2KB Kabupaten Mukomuko, Drs. Ramadan Panji mengatakan kalau pihaknya terus berkoordinasi dengan TPK dalam upaya pencegahan stunting. setiap kelurahan dan desa memiliki TPK yang berjumlah tiga orang. Dari ketiga TPK tersebut terdapat kader Keluarga Berencana (KB), tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, (PPK) dan bidan desa. Setiap TPK mempunyai tugas utama dalam pencegahan stunting. Mulai dari melaksanakan pendampingan, penyuluhan, pelaporan dan memberikan rujukan pengobatan terhadap anak penderita stunting, ” Bidan sebagai koordinator pemberian layanan kesehatan, kader PKK memberikan informasi dan penggerak kesejahteraan keluarga serta kader KB bertugas mencatat pendampingan keluarga dan pelaporan dengan sistem aplikasi khusus,” ujar Ramadan.

Lanjutnya, pentingnya penanganan stunting sudah diamanahkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. DP3AP2KB sebagai turunannya berperan menjadi koordinator dalam menurunkan angka stunting dengan melibatkan kader TPK di setiap kelurahan dan desa. berdasarkan data stunting dari Puskesmas sampai dengan Juni lalu yang diterbitkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Mukomuko, untuk Puskesmas Teras Terunjam mencapai 8,8 persen, dan Puskesmas Lubuk Pinang mencapai 9,5 persen, barulah disusul Puskesmas Lubuk Sanai 7,1 persen, ” Untuk kalkulasi keseluruhan tahun 2024, akan dihitung di tahun 2025 nanti. Yang pastinya dari Januari hingga Juni 2024, 3 Puskesmas ini memiliki anggka stunting Balita lebih tinggi dari 14 Puskesmas lainnya,” terangnya.

Dalam penanganan stunting memang dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, agar penanganan lebih mudah. Semoga saja hasil rembut stunting saat ini bisa memotivasi seluruh OPD agar bersama-sama menekan angka stunting di Mukomuko, “Penanganan stunting harus dilakukan bersama, semoga di tahun ini angka stunting kita bisa turun dari tahun sebelumnya sesuai dengan target nasional,” harap Ramadan.(rjh)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

webad_pasang-iklan

Video

Video

Terbaru
Populer

This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Teknologi

Visitor

  • 10
  • 9
  • 60,665
  • 23,030