Paus Berdialog Dengan Pelajar, Suguhkan Karya Seni Polihedra Simbol Persatuan Dalam Keberagaman

26 views

Share :

Screenshot_2024-09-10-23-57-40-99_a23b203fd3aafc6dcb84e438dda678b6_11zon

MMUNOL.COM – Paus Fransiskus berdialog dengan mahasiswa di Jakarta dalam kunjungannya ke Indonesia. Tokoh agama Katolik itu menggelar diskusi bersama sekitar 200 pelajar di Jakarta, dari berbagai agama, suku, gender, dan sosial ekonomi, pada Rabu (9 April).

Ratusan pelajar mengikuti program Tunas Bineka (Kolaborasi Mahasiswa Beragam), hasil kerjasama Pusat Pembentukan Karakter (Puspeka), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Scholas. Occurentes, sebuah organisasi sosial yang didirikan oleh Paus Fransiskus.

BACA JUGA :  SEAMOLEC Fasilitasi Kelanjutan Implementasi Program Peningkatan Pendidikan Guru

Program ini melatih generasi muda untuk mencintai keberagaman dan mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi generasi muda. “Kami tinggal di negara tempat Bhinneka Tunggal Ika berada, namun kami masih menghadapi masalah diskriminasi dan intimidasi. Brian Davis, siswa SMA Negeri 27 Jakarta, yang mengirimkan pesan kepada Paus Fransiskus atas nama teman-temannya, mengatakan program Tunas Bineka dan Scholas mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dan bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

Selain Brian, Christina Octaviany Matondang, siswi SMA Negeri 113, juga menceritakan hal serupa. Ia berpendapat bahwa perbedaan dapat menimbulkan konflik. Inilah sebabnya mengapa persatuan antar umat beragama sangat penting dalam kehidupan.

Dalam pertemuannya dengan Paus Fransiskus, siswa SMA di Jakarta juga memamerkan karya seni Polyhedron. Karya ini merupakan simbol persatuan dalam keberagaman yang diprakarsai oleh Scholas Occurrentes dan bertempat di Graha Pemuda, Komplek Katedral Jakarta. Diantaranya karya seni mahasiswa peserta program Tunas Bineka dan Scholas berupa lukisan, quilt dan karya lainnya.

Ni Made Indhyra Dewi, siswa SMK Negeri 58 Jakarta, mengatakan karya seni tersebut dibuat oleh sekitar 1.500 orang dari berbagai suku, agama, gender, dan tingkat sosial ekonomi. “Kita semua berbeda dan menciptakan karya seni yang sama,” katanya.

Sementara itu, Direktur Pusat Puspeka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Rusprita Putri Utami mengatakan, dialog Paus Fransiskus dengan para siswa merupakan kesempatan emas bagi siswa SMA. Dalam dialog ini, anak-anak belajar memahami permasalahan yang ada dan saling bertoleransi.

“Dialog ini tidak hanya menjadi kesempatan berharga seumur hidup bagi mahasiswa namun juga sebagai upaya penguatan kepribadian mahasiswa agar menjadi agen perubahan sosial,” tutup Rusprita. (red)

Posted in

Berita Lainnya

Berita Terbaru

webad_pasang-iklan

Video

Video

Terbaru
Populer

This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Teknologi

Visitor

  • 1
  • 1
  • 57,916
  • 21,891