Saturday, 15 March 2025
02:26 AM
Artikel Pendidikan
Hasnita,S.Pd
Mahasiswa PPG Bacth II
Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu
Email: Hasnitahamka54@gamil.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN 01 Malin Deman tentang makna keragaman sebagaimana terkandung dalam Q.S. Ar-Rum/30:22 melalui penerapan metode diskusi kelompok. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui tes hasil belajar, observasi, angket, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode diskusi kelompok secara signifikan meningkatkan pemahaman siswa terhadap makna keragaman. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata siswa pada setiap siklus, partisipasi aktif dalam diskusi, dan sikap positif terhadap pembelajaran.
Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Q.S. Ar-Rum/30:22, Pemahaman Siswa, Keragaman, Penelitian Tindakan Kelas
1. PENDAHULUAN
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam yang memberikan panduan untuk menjalani kehidupan, termasuk dalam memahami keberagaman. Salah satu ayat yang menjelaskan tentang makna keragaman adalah Q.S. Ar-Rum/30:22, yang menyatakan bahwa perbedaan bahasa dan warna kulit adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Ayat ini mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan sebagai bagian dari kehendak-Nya.
Dalam konteks pendidikan, memahami makna keragaman memiliki peranan penting dalam membentuk karakter siswa agar lebih toleran, menghargai perbedaan, dan mampu hidup harmonis di tengah masyarakat yang majemuk. Namun, berdasarkan hasil observasi di kelas V SDN 01 Malin Deman, pemahaman siswa tentang nilai-nilai keragaman masih rendah. Hal ini terlihat dari kurangnya apresiasi siswa terhadap perbedaan di antara mereka, serta kesulitan mereka dalam mengaitkan isi Q.S. Ar-Rum/30:22 dengan kehidupan sehari-hari
Penyebab rendahnya pemahaman siswa ini antara lain adalah metode pembelajaran yang kurang interaktif. Proses belajar mengajar masih didominasi oleh ceramah, sehingga siswa cenderung pasif dan kurang terlibat secara aktif dalam memahami materi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan melibatkan siswa secara langsung. Salah satu metode yang dianggap mampu meningkatkan pemahaman siswa adalah metode diskusi kelompok. Metode ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi, berbagi pendapat, dan mendiskusikan makna keragaman secara mendalam.
Dengan menerapkan metode diskusi kelompok, siswa dapat belajar menghargai perbedaan pendapat, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dan memahami makna keragaman yang diajarkan dalam Q.S. Ar-Rum/30:22. Selain itu, metode ini juga membantu siswa untuk menghubungkan nilai-nilai Al-Qur’an dengan kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan relevan
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 01 Malin Deman, berjumlah 10 siswa. Instrumen yang digunakan meliputi tes hasil belajar, lembar observasi, angket siswa, dan catatan lapangan. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengevaluasi peningkatan pemahaman siswa
Penelitian ini menggunakan pendekatan PTK yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus melibatkan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi
a. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 01 Malin Deman yang berjumlah 10 siswa
b. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan meliputi tes hasil belajar, lembar observasi, angket siswa, dan catatan lapangan
c. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes Hasil Belajar: Untuk mengukur pemahaman siswa
2. Observasi: Untuk menilai partisipasi siswa selama diskusi
3. Angket: Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap metode pembelajaran
4. Catatan Lapangan: Untuk mencatat kendala dan dinamika pembelajaran
d. Teknik Analisis Data Data dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan hasil tes, observasi, angket, dan catatan lapangan dari setiap siklus
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1) Analisis Kondisi Awal
Pada tahap awal penelitian, diketahui bahwa pemahaman siswa terhadap makna keragaman dalam Q.S. Ar-Rum/30:22 masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil pre-test yang menunjukkan rata-rata nilai kelas hanya mencapai 60, dengan mayoritas siswa kesulitan menjelaskan isi dan makna ayat secara mendalam. Selain itu, keaktifan siswa dalam diskusi kelas juga rendah, terlihat dari minimnya partisipasi dalam bertanya dan memberikan pendapat.
2) Penerapan Metode Diskusi Kelompok (Siklus 1 dan 2)
Siklus 1 : Pelaksanaan Metode diskusi kelompok diterapkan dengan pembagian siswa ke dalam kelompok heterogen. Guru memberikan pengantar mengenai Q.S. Ar-Rum/30:22 dan membimbing siswa dalam mendiskusikan topik terkait keragaman Hasil post-test siklus 1 menunjukkan peningkatan nilai rata-rata menjadi 70. Siswa mulai aktif berdiskusi, meskipun sebagian masih kesulitan memahami materi secara mendalam. Beberapa kelompok belum mampu mempresentasikan hasil diskusi dengan baik . Dari refleksi siklus 1, diketahui bahwa diperlukan pembimbingan lebih intensif dalam diskusi dan penyesuaian bahan ajar agar lebih menarik bagi siswa.
Siklus 2: Pada siklus 2, strategi pembelajaran diperbaiki dengan memberikan panduan diskusi yang lebih terstruktur dan melibatkan media pendukung seperti gambar dan video terkait keragaman Hasil post-test siklus 2 menunjukkan peningkatan signifikan dengan rata-rata nilai kelas mencapai 85. Siswa menunjukkan pemahaman yang lebih baik terhadap makna keragaman dalam Q.S. Ar-Rum/30:22 dan mampu mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Keaktifan siswa juga meningkat, terlihat dari diskusi yang lebih hidup dan presentasi kelompok yang lebih terorganisasi.
3) Peningkatan pemahaman siswa
Peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari beberapa indikator:
a. Kemampuan menjelaskan isi ayat: Sebagian besar siswa mampu menjelaskan bahwa keragaman bahasa dan warna kulit merupakan tanda kebesaran Allah, sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Ar-Rum/30:22
b. Kemampuan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari: Siswa memberikan contoh konkret penerapan nilai keragaman dalam kehidupan, seperti menghormati teman yang berbeda bahasa atau budaya
c. Keaktifan siswa: Diskusi kelompok berhasil meningkatkan partisipasi siswa, baik dalam bertanya, menyampaikan pendapat, maupun bekerja sama dalam kelompok.
4) Keberhasilan metode diskusi kelompok
Metode diskusi kelompok terbukti efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap makna keragaman dalam Q.S. Ar-Rum/30:22. Interaksi yang aktif: Siswa saling bertukar ide dan belajar memahami perspektif yang berbeda. Pembelajaran bermakna Siswa tidak hanya menerima materi secara pasif, tetapi juga terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Peningkatan keterampilan sosial: Diskusi kelompok melatih siswa untuk bekerja sama, menghargai pendapat orang lain, dan menyelesaikan masalah secara kolektif.
5) Hambatan dan solusi
Pada saat penggunaan metode diskusi kemlompok Hambatan yang dialami yakni Pada siklus 1, beberapa siswa kurang aktif karena merasa kurang percaya diri , Tidak semua kelompok dapat bekerja secara efektif karena adanya perbedaan kemampuan antar anggota kelompok.
Solusi:
Guru memberikan motivasi dan penghargaan untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa.
Pembagian kelompok dilakukan dengan memperhatikan keseimbangan kemampuan dan karakter siswa.
4. KESIMPULAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN 01 Malin Deman terhadap makna keragaman yang terkandung dalam Q.S. Ar-Rum/30:22 melalui penerapan metode diskusi kelompok. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Metode Diskusi Kelompok Efektif Meningkatkan Pemahaman Siswa: Penerapan metode diskusi kelompok secara signifikan meningkatkan pemahaman siswa tentang makna keragaman dalam Q.S. Ar-Rum/30:22. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata nilai siswa dari hasil pre-test sebesar 60 menjadi 70 pada siklus 1, dan meningkat lagi menjadi 85 pada siklus 2
b. Meningkatkan Keaktifan dan Partisipasi Siswa: Metode diskusi kelompok mendorong siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya menerima materi secara pasif, tetapi juga terlibat dalam diskusi, bertukar ide, dan mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kerja sama antar siswa.
c. Pemahaman tentang Makna Keragaman sebagai Nilai Agama: Melalui diskusi kelompok, siswa mampu memahami bahwa keragaman bahasa dan warna kulit manusia merupakan tanda kebesaran Allah sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Ar-Rum/30:22. Pemahaman ini juga membantu siswa mengembangkan sikap toleransi, menghargai perbedaan, dan hidup harmonis dalam masyarakat multicultural
d. Hambatan Dapat Diatasi dengan Pendekatan yang Tepat: Hambatan yang muncul pada siklus 1, seperti kurangnya keaktifan siswa dan perbedaan kemampuan antar anggota kelompok, berhasil diatasi dengan pemberian motivasi, pembimbingan intensif, dan penggunaan media pembelajaran yang menarik pada siklus 2. Hal ini menunjukkan pentingnya refleksi dan perbaikan berkelanjutan dalam pembelajaran
e. Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Penelitian ini menunjukkan bahwa metode diskusi kelompok dapat menciptakan suasana belajar yang interaktif, menyenangkan, dan bermakna. Siswa tidak hanya memahami materi, tetapi juga mengembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, komunikasi, dan penghargaan terhadap pendapat orang lain.
5. DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2019). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Kementerian Agama RI
Arikunto, S. (2017). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. & Zain, A. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suherman, E. (2012). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SD, SMP, dan SMA. Bandung: Alfabeta
Departemen Agama RI. (2005). Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam.
Shihab, M. Q. (2002). Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an (Jilid 9). Jakarta: Lentera Hati
Hakim, L. (2020). Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Nilai-nilai Agama Islam. Jurnal Pendidikan Islam, 12(1), 45-56.
Nurhadi, D. (2018). Efektivitas Metode Diskusi Kelompok dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 15(2), 30-40
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
Kementerian Agama RI. (2013). Kurikulum 2013: Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Jakarta: Kemenag R
Sudjana, N. (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yamin, M. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar dan Pembelajaran Aktif. Jakarta: Gaung Persada.
Published by MMUNOL
Posted in Pendidikan
This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.