Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi Akidah Akhlak Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Information Search Pada Siswa Kelas VIII SMP IT IQRA BENGKULU

84 views

Share :

Photoroom-20240824_190737

Artikel Pendidikan

Mupi Hidayan, S. Pd.I                                                                                                                                                     Mahasiswa PPG Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu ( UINFAS )
mupihidayan@gmail.com

ABSTRAK                                                                                                                                                                    Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe information search dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama islam materi Aqidah Akhlak. Tujuan penelitian ini mengetahui apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe information search dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran aqidah akhlak. Penelitian ini jenis penelitian tindakan kelas (Classroom actiont research). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan metode information search dalam pembelajaran Aqidah Akhlak mampu prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar 79,41%, dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 94,12%.

Kata Kunci: Pembelajaran Aktif Tipe Information Search, Prestasi belajar, materi Akidah Akhlak.

1. PENDAHULUAN                                                                                                                                                                  Pada abad 21 ini, kita perlu menelaah kembali praktik-praktik pembelajaran di sekolah- sekolah. Peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan akan didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah. Tampaknya, perlu adanya perubahan paradigma dalam menelaah proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanyalah kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan- muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnnya. Bahkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator.

Ada beberapa alasan penting mengapa sistem pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan- keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat. Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok.

Sayangnya metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksaan metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka. Akibatnya, metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama, justru bisa berakhir dengan ketidakpuasaan dan kekecewaaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis mengenai penggunaan metode
kerja kelompok, bahkan kadang-kadang orang tua pun merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang seimbang.

Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelmpok tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelompok, melainkan pada penstrukturannya.

Jadi, sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok.
Kekawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa
terancam dalam penggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan
kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan
belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran gotong royong
distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan
taanggung jawab pribadinya karena ada sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja
membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
Berdasarkan hasil observasi awal peneliti melihat siswa-siswa dalam pembelajaran masih
banyaknya yang kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dan tingkat kejenuhan dalam
penerimaan materi yang diajarkan dan juga ingin melihat hasil belajar siswa-siswi dalam
pembelajaran mata pelajaran akidah akhlak. Peneliti mengangkat judul ini menginginkan agar siswa
dapat lebih tertarik dalam belajar, untuk meningkatkan hasil belajar, dan tidak jenuh dalam proses
pembelajaran.
Untuk menelusuri permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Pendidikan Agama islam Materi Akidah Akhlak
Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Information Search Pada Siswa Kelas VIII SMP IT Iqra
Bengkuulu”.
2. METODE PENELITIAN
a. Jenis penelitian

Penelitian merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom actiont research).
Penelitian tindakan kelas menurut Kunandar (2010: 41) adalah: Tindakan yang secara sadar
dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara
cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya”.
b. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas VIII SMP IT Iqra Bengkulu. Pembelajaran dilaksanakan
sesuai dengan alokasi waktu pembelajaran PAI pada materi Akidah Akhlak kelas, semester ganjil
tahun pelajaran 2023/2024.
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A yang berjumlah 34 orang.

d. Prosedur Penelitian
Aqib (2009: 30) menjelaskan bahwa: Tahapan harus dimulai dengan mengidentifikasi
masalah (pra penelitian). Hal penting yang dilakukan adalah menetapkan fokus masalah.
Penetapan fokus masalah penelitian dimaksudkan untuk mengidentifikasi masalah yang timbul
atas pembelajaran yang dilaksanakan guru selama ini. Jika masalahnya telah ditemui, maka
tindakan selanjutnya adalah menganalisis masalah untuk kemudian masalah tersebut dirumuskan
kedalam bentuk yang lebih operasional.
Desain penelitian yang digunakan adalah model dari Kemmis dan Tagger Arikunto Dkk
(2006: 16) berupa siklus spiral. Pengertian siklus di sini yaitu suatu putaran kegiatan yang meliputi
tahap-tahap rancangan pada setiap putarannya.
e. Teknik pengumpulan Data
1) Observasi

Margono (2003: 160) mengemukkan bahwa observasi diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi penulis lakukan untuk mengamatai aktivitas guru dan siswa belajar..
2) Tes

Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran akidah akhlak yang pada akhir setiap siklus. Soal tes dalam penelitian ini
diambil dari buku yang relevan. Oleh karena itu, soal tersebut tidak memerlukan pengujian
validitas dan reliabilitas soal.
3) Dokumentasi

Arikunto (2006: 203) mengemukakan bahwa metode dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

f. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara kuantitatif. Untuk itu, penilaian terhadap aktivitas
mengajar guru digunakan teknik penskoran skala likert, sebagai berikut: skor 4 yaitu:
1= kurang
2= cukup
3= baik
4= sangat baik
Sedangkan aktifitas siswa dilakukan dengan teknik penskoran sebagai berikut:
0% – 39% = sangat kurang
40% -55% = kurang
56 %- 65 % = cukup
66 % – 79 % = baik
80 % – 100 % = sangat baik
Kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII
SMP IT Iqra digunakan rumus sebagai berikut:
X = Σx Mencari Rata-rata
N
Ket:
Σx = Nilai siswa
N = Jumlah Siswa (Sudijono, 2010: 43)
Kb = F x 100%
N
Ket : Kb = Ketuntasan Belajar
F =Jumlah Frekuensi
N = Jumlah Siswa (Sam’s, 2010: 88).

3. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Hasil Belajar siswa

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai tes akhir baik pada siklus I maupun siklus II.
Optimalisasi hasil belajar siswa berupa hasil tes akhir diukur dari ketercapaian ketuntasan belajar
secara klasikal dan nilai rata-rata kelas yang didapat oleh siswa. Berdasarkan data yang diperoleh
dari hasil belajar siklus I, sebagai gambaran ketuntasan klasikal, maka diketahui hasil tes akhir
siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal. Ketuntasan klasikal hasil tes akhir pada siklus I
hanya sebesar 79,41% atau hanya 27 siswa yang mencapai ketuntasan individual. Hasil post test
tersebut belum sesuai dengan indikator ketuntasan belajar secara klasikal yang ditetapkan yaitu
85%. Hasil tes akhir siklus I telah menunjukkan peningkatan dari hasil belajar observasi awal
yaitu 79,41%.
Kurang optimalnya hasil belajar siswa pada siklus I disebabkan juga guru belum dapat
mengkondisikan kelas dengan baik yang ditunjukkan dengan masih banyaknya siswa yang ramai
sendiri selama proses pembelajaran, dan terdapat siswa yang nampak bosan selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hasil ini perlu ditindak lanjuti dengan mengoptimalkan pembelajaran
Aqidah Akhlak menggunakan metode information search pada kegiatan pembelajaran siklus II untuk
membiasakan siswa belajar dengan metode information search, dan lebih memotivasi siswa
agar aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar yang telah dicapai pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I
dimana pada siklus I ketuntasan klasikal hanya 79,41%, sedangkan pada siklus II ketuntasan
klasikal telah mencapai 94,12% dimana ada 32 siswa yang mencapai ketuntasan individual. Ini berarti
hasil siklus II telah mencapai indikator keberhasilan tindakan yaitu ketuntasan klasikal sebesar 85%.
Hal ini tidak terlepas dari kemampuan siswa dalam mengikuti pola pembelajaran dengan
menggunakan metode information search dengan baik, di samping itu kemampuan guru dalam
mengelola kelas juga mendukung keberhasilan dalam pembelajaran. Guru harus mampu untuk
menyusun kegiatan belajar yang mendorong siswa menjadi aktif, berorientasi pada tujuan dan
juga proses serta sesuai dengan siklus belajar.
Sebagai gambaran kuantitatif terhadap keberhasilan peningkatan hasil belajar dengan
penerapan metode information search ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 14

Nilai hasil Tes Siswa Per Siklus
No Keterangan Perolehan

Pra siklus Siklus I Siklus II
1 Nilai terendah 43 53 60
2 Nilai tertinggi 73 80 93
3 Rata-rata kelas 65 71 82
4
Jumlah siswa
yang belum tuntas 14 7 2
5
Jumlah siswa
yang sudah tuntas 20 27 32
6
Prosentase
ketuntasan
klasikal

58.82% 79.41% 94.12%

Peningkatan hasil belajar siswa dalam bentuk diagram dapat dilihat pada grafik berikut ini:

2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

Peneliti juga melakukan penilaian terhadap aktivitas belajar siswa. Keberhasilan aktivitas belajar
siswa diukur berdasarkan aktivitas siswa secara klasikal. Peningkatan aktivitas siswa dikatakan
berhasil apabila aktivitas belajar klasikalnya >75%.
Pada siklus I aktivitas siswa selama proses pembelajaran masih belum mencapai
harapan yang ditargetkan yaitu aktivitas siswa secara klasikal sebesar 75%. Aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 70% masih dalam kategori baik, namun secara keseluruhan hasil belum
menunjukkan peningkatan yang diinginkan. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa dengan
metode pembelajaran aktif yaitu metode information search.
Pada siklus II aktivitas siswa mengalami peningkatan yang sangat berarti. Nilai aktivitas
siswa secara klasikal telah mencapai 80%. Ini berarti indikator keberhasilan aktivitas siswa telah
tercapai yaitu aktivitas siswa secara klasikal sebesar 75%. Keberhasilan ini didorong oleh
pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang selalu memberikan dorongan kepada
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran yang diterapkan
memberikan peluang bagi siswa untuk berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran tersebut.
Keberhasilan ini juga didorong oleh sikap siswa yang sudah menyenangi atau merespon secara
positif terhadap metode yang digunakan dalam pembelajaran PAI.

4. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan proses
pembelajaran PAI pada materi Aqidah Akhlak dengan penerapan metode information search dinilai
efektif karena ada beberapa faktor penyebab yaitu, siswa antusias dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, siswa banyak diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri,
mengembangkan kemampuan siswa untuk berfikir kritis dan kreatif, menciptakan ruangan kelas
sebagai lingkungan belajar yang menyenangkan, sedangkan guru dapat memahami dan mengenal
siswa secara perorangan. Hal ini berarti penerapan metode information search dalam pembelajaran
PAI pada materi Aqidah Akhlak mampu prestasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari persentase
ketuntasan belajar secara klasikal yaitu pada siklus I sebesar 79,41%, dan pada siklus II meningkat
menjadi sebesar 94,12%..
REFERENSI
Al-Qur’an dan Terjemahannya. 2005. Departemen Agama RI. Bandung: Percetakan Diponegoro.
Asmaran AS. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Ali Zainudin. 2007. Pendidikan Agama Islam. jakarta: PT Bumi Aksara.
Aqib, Zainal dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

g y

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni.2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Yogjakarta :Ar-Ruzmedia.
Daud Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam. jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia 2011. Strategi dan Model-
Model PAKEM.

Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
John M. Echols dan Hassan Shadily. 2000, Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Kunandar. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.
Margono, S. 2003. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramayulis. 2005. Metodologi pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sam’s, Rosma Hartiny. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Teras.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudijono, Anas. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada
Yamin, Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu                                                                        Pembelajaran. Jakarta: GP Press.

 

Published by MMUNOL

 

Posted in

Berita Lainnya

Berita Terbaru

webad_pasang-iklan

Video

Video

Terbaru
Populer

This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Teknologi

Visitor

  • 1
  • 0
  • 185,606
  • 30,742