Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Struktural Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri 124 Seluma

123 views

Share :

Photoroom-20240824_190737

Artikel Pendidikan 

Rahmadhaniar Fitri
dhaniarfitri86@gmail.com

Abstrak                                                                                                                                                                                Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif struktural dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 124 Seluma. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif struktural dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 124 Seluma. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif struktural dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V III Sekolah Dasar Negeri 124 Seluma. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai hasil tes pada siklus I ke siklus ke II, ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif struktural dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Kooperatif Struktural, Hasil Belajar, Pendidikan Agama islam                                                                              1                                                                                                                                                                                             1. Pendahuluan
Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah. Kita tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama tersebut. Teori, penelitian dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru sudah harus mengubah paradigma pengajaran. Kita perlu menelaah kembali praktik- praktik pembelajaran di sekolah-sekolah. peranan yang harus dimainkan oleh dunia pendidikan dalam mempersiapkan anak didik untuk berpartisipasi secara utuh dalam kehidupan bermasyarakat di abad 21 akan sangat berbeda dengan peranan tradisional yang selama ini dipegang oleh sekolah-sekolah (Sukmadinata, 2008: 89).

Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan juga sudah menjadi harapan masyarakat. Persepsi umum ini menganggap bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa dengan muatan-muatan informasi dan pengetahuan. Guru perlu bersikap atau setidaknya dipandang oleh siswa sebagai yang mahatahu dan sumber informasi. Lebih celaka lagi siswa belajar dalam situasi yang membebani dan menakutkan karena dibayangi oleh tuntutan-tuntutan mengajar nilai-nilai tes dan ujian yang tinggi (Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2007: 76).

Tampaknya perlu adanya perubahan dalam menelaah proses belajar siswa interaksi antara siswa dan guru. Sudah seyogyanya kegiatan belajar mengajar juga lebih mempertimbangkan siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (pear teaching) ternyata lebih efektif daripada
pengajaran oleh guru. System pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai system “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam system ini, guru bertindak sebagai fasilitator (Suprijono, 2012: 89).

Ada beberapa alasan penting mengapa system pengajaran ini perlu dipakai lebih sering di sekolah-sekolah. Seiring dengan proses globalisasi, juga terjadi transformasi sosial, ekonomi, dan demografis yang mengharuskan sekolah untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan- keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah dan berkembang pesat (Isjoni, 2009: 39).

Sesungguhnya, bagi guru-guru di negeri ini metode gotong royong tidak terlampau asing dan mereka telah sering menggunakannya dan mengenalnya sebagai metode kerja kelompok. Memang tidak bisa disangkal bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam kelompok (Suprijono, 2012: 22). Sayangnya, metode kerja kelompok sering dianggap kurang efektif. Berbagai sikap dan kesan negatif memang bermunculan dalam pelaksanaan metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung saling menyalahkan. Sebaliknya jika berhasil, muncul perasaan tidak adil. Siswa yang pandai/rajin merasa rekannya yang kurang mampu telah membonceng pada hasil kerja mereka.

Akibatnya metode kerja kelompok yang seharusnya bertujuan mulia, yakni menanamkan rasa persaudaraan dan kemampuan bekerja sama, justru bisa berakhir dengan
ketidakpuasan dan kekecewaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis mengenai
penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-kadang orang tua pun merasa was-was jika anak
mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan siswa lain yang dianggap kurang seimbang
(Suprijono, 2012: 26).
Berbagai dampak negatif dalam menggunakan metode kerja kelompok tersebut seharusnya
bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak waktu dan perhatian dalam
mempersiapkan dan menyusun metode kerja kelompok. Yang diperkenalkan dalam metode
pembelajaran cooperative learning bukan sekedar kerja kelompok melainkan pada penstrukturannya,
jadi sistem pengajaran cooperative learning bisa didefinisikan sebagai kerja/belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok yaitu saling ketergantungan
positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerjasama dan proses kelompok
(Lie, 2007: 43).
Kekawatiran bahwa semangat siswa dalam mengembangkan diri secara individual bisa
terancam dalam menggunaan metode kerja kelompok bisa dimengerti karena dalam penugasan
kelompok yang dilakukan secara sembarangan, siswa bukannya belajar secara maksimal, melainkan
belajar mendominasi ataupun melempar tanggung jawab. Metode pembelajaran gotong royong
distruktur sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota dalam satu kelompok melaksanakan
tanggung jawab pribadinya karena ada system akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja
membonceng jerih payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya (Suprijono, 2012: 32).
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong untuk melihat
pengaruh pembelajaran kooperatif dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Struktural Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri 124 Seluma.
2. Metode Penelitian
2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Sukmadinata (2008: 142)
penelitian tindakan kelas merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan kepada
pengembangan kekuatan berfikir refleksi, diskusi penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang
biasa berpartisipasi dalam penelitian kolektif dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi
dalam kegiatan. Tahapan dalam penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan
refleksi.
2.2 Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 124 Seluma dengan jumlah
siswa 28 orang
2.3 Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Sanjaya (2009: 86) observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap
kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat-alat observasi tentang hal-hal yang
diamati. Dalam penelitian ini yang akan diobservasi adalah kegiatan pembelajaran PAI dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
2. Tes
Tes yang dimaksud yaitu berupa tes disusun oleh guru dengan prosedur tertentu. Dalam tes ini
digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama
Islam yang dilakukan pada akhir setiap siklus
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memeperoleh photo kegiatan pembelajaran PAI
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.
2.4 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu siswa siswa kelas V SDN 124 Seluma yang berjumlah 28 orang.
2.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif. Menurut
Sugiyono (2010: 207) analisis data deskriptif adalah menganalisis data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya yang dilakukan pada populasi dengan penyajian data melalui tabel, grafik,
diagram, perhitungan mean, perhitungan persentase.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam pelaksanaan siklus I, terlihat masih kurang efektif, siswa masih pasif, sebagian besar
masih takut mengungkapkan pendapatnya. Siswa yang mempresentasikan ke depan kelas masih
menunggu ditunjuk oleh guru dan mereka masih merasa malu ketika guru menyuruh mereka maju
untuk presentasi. Jawaban yang mereka hasilkan pada waktu diskusi masih terpaku pada buku panduan
(tekstual) dan jawabannya masih sangat singkat
Hasil observasi siklus I menunjukkan adanya peningkatan motivasi, pemahaman dan prestasi
belajar siswa namun belum begitu memuaskan, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar
kelompok dan langsung presentasi ke depan kelas, kegiatan diskusi dengan kelompok sedikit (2 orang)
kurang dapat memberi sumbangan pemikiran siswa sehingga jawaban yang dihasilkan belum
memuaskan. Siswa belum berani atau masih malu untuk mengemukakan pendapat dalam kegiatan
diskusi, mereka belum berani atau masih malu untuk untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.

Dari hasil observasi pada siklus II siswa sudah mulai berani dalam mengemukakan pendapat
mereka, dilihat dari jawaban yang mereka berikan sudah ada peningkatan dari yang sebelumnya
bersifat tekstual dan singkat, menjadi variatif dan kolaboratif sebagai hasil dari tukar pendapat dengan
siswa lain. Dari data lembar observasi menunjukkan bahwa peningkatan motivasi pemahaman dan
prestasi belajar siswa sudah memuaskan.
Pada siklus I dan II tampak terjadi perubahan pada kondisi belajar mengajar di kelas.
Perubahan kondisi belajar mengajar tersebut tampak dengan adanya siswa lebih aktif dan bersemangat
dalam kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran kooperatif struktural, hal ini disebabkan siswa
dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang harus mereka jawab secara berkelompok, dalam berfikir
mereka mempunyai banyak sumbangan-sumbangan pemikiran dari teman kelompoknya.
Penerapan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi, pemahaman dan prestasi
belajar siswa kelas V pada mata pelajaran PAI. Indikator peningkatan motivasi ditandai dengan
meningkatnya indicator variabel motivasi belajar; terlihat dari semangat siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar, semangat siswa dalam mengerjakan tugas dan berusaha keras untuk segera
menyelesaikan tugasnya itu, rasa ingin tahu siswa yang tinggi mendorong siswa untuk bertanya dan
mereka banyak mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
Berikut disajikan perbandingan hasil tes siswa setiap siklus:

Tabel 6

Rekapitulasi Nilai Hasil Tes
No Kode
Siswa

Nilai Tes
Siklus I Siklus II
1 AA 6 8
2 BB 7 7
3 CC 6.33 7.66
4 DD 6.33 7
5 EE 7 7
6 FF 7 7.66
7 GG 7 8.33
8 HH 6.33 7.33
9 II 7.33 7
10 JJ 7.33 7.66
11 KK 6.33 7
12 LL 7.33 8.33
13 MM 7 9
14 NN 7 7.33
15 OO 7 7.33
16 PP 6.33 7
17 QQ 7 9
18 RR 7 7.66
19 SS 6.33 7.66
20 TT 7.33 7.66
21 UU 6.33 8.33
22 VV 7 7.33
23 WW 7 8
24 XX 6.33 7.33
25 YY 7.66 7.33
26 ZA 6.33 8
27 ZB 7.66 8.66
28 ZC 7.66 8.66

Rata-rata 6.86 7.72

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata nilai hasil tes pada siklus I ke
siklus ke II, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 124 Seluma.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai hasil tes pada siklus I
sebesar 6,86 ke siklus ke II menjadi sebesar 7,72, hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
5. Referensi
Aqib,Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Guru SD, SLB, TK.Bandung: CV.Yrama
Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Paktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni.2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Yogjakarta :Ar-Ruzmedia.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Buni Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Srategi Pembelajaran.Bandung: Refika Aditama.
Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Jogjakarata: Pustaka Pelajar.
Isjoni. 2009. Cooperatif Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Lie. Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Pustaka Setia.
Sagala, Syaiful. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabetha.
Sanjaya. Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Gravindo Persada, Jakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2010. Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suryabrata, Sumadi.2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
Sutikno, Syobry. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.
Syah, Muhibin. 2009. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.
Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Sitem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003: 2007. Jakarta: Pustaka Merah Putih.

 

Published by MMUNOL

Posted in

Berita Lainnya

Berita Terbaru

webad_pasang-iklan

Video

Video

Terbaru
Populer

This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.

Teknologi

Visitor

  • 0
  • 5
  • 184,916
  • 30,666