Sunday, 16 March 2025
06:26 AM
MUKOMUKO, MMUNOL.COM – Dampak kemarau yang membuat debit air sungai dan beberapa Muara yang ada di Kabupaten Mukomuko berkurang, dan membuat masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan resah karena kapal tak dapat keluar dan masuk untuk bersandar akibat pendangkalan. Saat ini baru nelayan pasar Ipuh yang tidak lagi mengalami hambatan pendangkalan alur, karena telah dilakukan pengerukan alur muara keluar masuk kapal. Hal ini disampaikan Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko Budi Antoni ST. Untuk nelayan di Kecamatan Ipuh saat ini aktifitas kapal untuk menari ikan ke laut sudah kembali normal, pasalnya telah dilakukan pengerukan yang dilakukan permintaan bantuan kelompok nelayan dan desa ke pihak perusahaan yang beroperasi diwilayah tersebut.
“Kalau nelayan Ipuh saat ini sudah aman karena telah dilakukan pengerukan. Meskipun demikian tetap kami masukkan ke dalam usulan perbaikan alur muara agar tidak selalu mengalami pendangkalan kepada Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) Vll Bengkulu , ” katannya.
Budi menambahkan selain di Kecamatan Ipuh, beberapa waktu yang lalu tim juga sudah melakukan pemantauan ke Kecamatan Teramang Jaya, dimana juga terdapat keluhan dari nelayan karena debit air di muara berkurang sehingga kapal mengalami kesulitan ketika akan berangkat ke laut. Ada tiga desa yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, desa Pasar Bantal, desa Nelan Indah dan desa Mandi Angin Jaya. Memang tidak sedikit kapal nelayan di tiga desa ini, terpaksa ditambatkan di dermaga karena tak mampu melintasi muara sungai.
“Setelah kami survei sama saja penyebab pendangkalan alur muara ini karena debit air berkurang, yang dipengaruhi pasokan air dari sungai berkurang karena sungai juga mengalami pendangkalan di kemarau ini,”sampainya
Lanjutnya, berkaitan hal tersebut baik Pemerintah desa (Pemdes) dan pihak Kecamatan sudah disampaikan agar dapat mengajukan bantuan kepada perusahaan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Teramang Jaya untuk dapat meminjamkan alat berat melakukan pengerukan sementara seperti nelayan di Kecamatan Ipuh. Sebab sampai dengan saat ini jika menunggu Pemerintah daerah, belum ada anggaran untuk hal tersebut.
“Hampir sebagian besar muara mengalami pendangkalan kemarau ini di Mukomuko. Berkaitan upaya pengerukan, anggaran kami memang tidak ada. Meskipun demikian kami akan tetap mencari solusi terkait kesulitan nelayan tersebut ,”sampainya.
Ditambahkannya, paling tidak pengerukan alur muara harus dilakukan dalam waktu dekat sebagai pertolongan pertama. Sedangkan untuk penanganan jangka panjang, tetap sama, permintaan penanganan akan disampaikan kepada pihak BWSS VII Bengkulu.
“Upaya jangka panjang mengajukan proposal ke pihak BWS Sumatera VII Bengkulu, untuuk pengerukan alur masuk kapal dari sedimentasi dan membangun Breakwater atau pemecah gelombang di setiap muara secara bertahap. Namun dalam waktu dekat ini kita minta bantuan perusahaan dulu agar aktivitas nelayan tidak terganggu,” tandasnya. (rjh)
Posted in Kesehatan
This is tab content. Click to edit this text. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Ut elit tellus, luctus nec ullamcorper mattis, pulvinar dapibus leo.